Dear, mendung
“Sejak pagi aku bersiap,
menjatuhkan curahku ke bumi. Karena kau memberi pertanda, perhiasan angkasa yang
paling muram di dunia.”
Mendung
ini berkisah tentang perjalanan anak manusia yang terus mencari jati dirinya.
Dipenuhi oleh lika-liku kehidupan yang seringkali orang abaikan – tepatnya,
mereka berjuang untuk abaikan. Setiap perjalanan memiliki cerita yang unik,
klasik namun juga ada beberapa bagian yang menggelitik dan mengingatkan kita bahwa
cara setiap orang menyelesaikan masalah dan cara mereka menikmati hidupnya pun
berbeda-beda.
Jenna,
perempuan dengan kepribadian menarik dan energik ternyata menyimpan sejuta
misteri kehidupan yang nyaris tak pernah tersentuh oleh siapapun. Dengan
sisa-sisa keberanian yang ada, dia mengumpulkan kembali puing-puing
kehidupannya yang sengaja dia robohkan hanya untuk menghindari kenyataan.
Dengan cara bertahannya yang tak pernah wajar, dia selalu berhasil
menyembunyikan kepedihannya dalam balutan ketenangan. Siapa sangka dibalik
senyumannya yang menawan, dia mungkin sedang menyembunyikan sebilah pisau yang
siap menikammu kapanpun dia mau. Bukankah, duri Mawar selalu bernaung dibalik
keindahan kelopaknya?
Keanu,
pria optimis dan keras kepala dengan segudang daya pikat dan nyaris memiliki
kehidupan yang sempurna karena apa yang dia inginkan selalu berhasil dia
dapatkan – atau sudah dia miliki. Ambisinya yang besar menjadikan dia seorang
pribadi yang perfeksionis dan selalu
merasa dirinya bisa melakukan segala hal sendirian. Mungkinkah pertahanannya yang sedemikian kokoh bisa runtuh
seketika hanya dengan sebuah senyuman?
Keanu
mungkin bukan diciptakan untuk takluk kepada Jenna, namun sayangnya Jenna pun
diciptakan bukan untuk menyerah.
Aku
terlambat menyadari, bahwa di satu sore yang mendung cinta telah lebih dulu
menghampiriku. Tepat dimana kedua pasang mata kita saling berpaut namun hati
belum siap untuk terjatuh. Akhir November yang mendung, kurasa kau telah
mengutukku. Ke dalam cinta yang masih belum dapat kuterka. Satu kalimat untuk
memandang keajaiban kecil dihadapanku. Tepat saat aku menerobos masuk kedalam matamu. "Mendungnya
pas, aku suka"
Cinta
tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi
tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ
ada kehidupan , manakala kebencian membawa kepada kemusnahan percayakanlah
semua pada sesuatu yang kita sebut anugrah.
Selamat datang dilangit
mendung miliku.
Sincerely, P.
No comments:
Post a Comment